• Posted by : life style Saturday, 10 March 2018




    Didalam kamus besar bahasa Indonesia, arti persatuan adalah gabungan yang terdiri atas bagian yang telah bersatu. Umat islam, kususnya di Indonesia hidup rukun dan damai, maka Insyaallah persatuan bangsa Indonesia akan dapat terwujud.
    Persatuan dalam bahasa arabnya di sebut dengan kata ittihad, berarti ikatan. Sedang menurut istilah di artikan sebagai bentuk kecenderungan manusia yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan melakukan pengelompokan sesama manusia menurut ikatan tertentu untuk mencapai tujuan.
    Jadi persatuan adalah menghimpun hal-hal yang terserak  menjadi satu atau membentuk sebuah unit yang masing-masing sebuah anggotanya saling menguatkan . Kesatuan diibaratkan seperti sapu lidi yang memiliki kekuatan dan tidak tercerai berai. Atau ibaratnya seperti genggaman tangan yang kokoh.
    Di dalam Islam persatuan harus diterapkan untuk melahirkan Izzatul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslim). Sehingga kalau persatuan konteksnya ialah sesama umat Islam.

    Pepatah dalam bahasa Indonesia mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sebagai ilustrasi, setiap individu manusia itu di ibaratkan sebatang lidi, yang di gunakan untuk membersihkan sampah-samaph yang berserakan, di halaman sebuah rumah yang cukup luas. Tentu sebatang lidi itu, tidak akan dapat membersihkan sampah-sampah yang berserakan di halaman sebuah rumah yang cukup luas itu. Tetapi jika ratusan batang lidi di ikat menjadi satu dan di gunakan untuk membersihkan samapah-sampah yang berserakan tersebut, tentu dalam waktu sebentar saja, halaman rumah yang cukup luas itu, akan menjadi bersih.Barangkali itulah sebabnya Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu dan melarang bercerai-berai.
    Allah SWT berfirman pada surah Al-Imran ayat 103 yang artinya adalah
    “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”
    Faktor Persatuan
    Makna persatuan umat Islam adalah bahwa seluruh Muslim saling bersanding di samping tetap menjaga keyakinan mazhab masing-masing serta lebih menekankan pada sisi kolektif dalam agama Islam seperti al-Quran, Rasulullah dan kiblat yang satu, serta menghindari segala bentuk perselisihan mazhab, politik maupun ras yang akan menyebabkan pengenduran umat Islam. Tidak diragukan lagi bahwa sejarah kehidupan Rasullah dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan sempurna prinsip serta parameter untuk menciptakan persatuan dalam kondisi dunia Islam saat ini. Perjalanan hidup beliau, memiliki berbagai dimensi yang dapat dibahas.

    Rasulullah Saw, menilai persatuan umat Islam sebagai strategi fundamental kekuatan Muslim di setiap waktu dan tempat, dan untuk mewujudkannya beliau telah melakukan berbagai upaya tanpa henti. Sedemikian rupa sehinga kekuatan dan kemuliaan masyarakat Islam yang baru  terlahir di masa risalah itu, merupakan hasil dari bimbingan dan upaya persatuan Rasulullah Saw. Dari dimensi poiltik, sosial dan budaya Rasulullah Saw, kita memahami bahwa persatuan bukan hanya terjadi antarumat Islam saja melainkan keselarasan seluruh masyarakat Islam yang di dalamnya juga terdapat kelompok-kelompok non-Muslim. Ini menjadi prioritas upaya Rasulullah Saw. Imam Ali as dalam hal ini mengatakan, “Rasulullah Saw memperbaiki jurang sosial dengan persatuan dan mendekatkan jarak-jarak (dalam masyarakat).” (Nahjul Balaghah, khutbah 231)

    Dalam mewujudkan persatuan umat Islam, Rasulullah menggunakan strategi ideologi, akhlak, politik dan budaya. Pemberantasan pemikiran syirik dan non-Tauhid serta menggantikannya dengan perspektif Tauhid, membuka peluang bagi terwujudnya persatuan ideologi pada masa itu. Upaya beliau mampu mengikis benturan-benturan keyakinan dan mengubahnya menjadi persatuan identitas pemikiran yang terpadu.

    Dengan menekankan pada ketauhidan khususnya pada fakta bahwa risalah yang diemban beliau merupakan kelanjutan dari agama Nabi Ibrahim as, Rasulullah Saw telah memanfaatkan kapasitas masyarakat di masa itu untuk mewujudkan persatuan pemikiran. Dalam masyarakat jahiliyah ketika itu, sekelompok Arab masih meyakini risalah ketauhidan yang dibawa oleh Nabi Ibrahim Hanif. Penggunaan kata dan makna “hanif” untuk agama Islam oleh Rasulullah Saw, adalah metode briliant beliau untuk menciptakan ikatan antara Islam dan agama Nabi Ibrahim.

    Dewasa ini, Muslim juga mampu memanfaatkan kapasitas besar dari ideologi mereka yaitu keimanan pada ketauhidan dan poros-poros ketauhidan untuk menciptakan persatuan. Jika makna sejati ketauhidan dipahami dengan baik oleh umat Muslim, maka akan tercipta kerukunan serta keselarasan terindah dan terkokoh. Di bawah naungan perspektif ini, pemberantasan dan perlawanan terhadap manifestasi kezaliman dan kefasadan di dunia secara otomatis akan menjadi prioritas program dunia Islam.

    Salah satu di antara poin penting dalam keselarasan masyarakat Islam di masa risalah Rasulullah Saw adalah akhlak mulia beliau. Para ahli sejarah mengakui bahwa apa yang membuat Rasulullah Saw menguasai hati rakyat adalah akhlak dan kemuliaan pribadi beliau khususnya dalam berinteraksi dengan masyarakat. Budi luhur, keramahan, kasih sayang kepada fakir miskin dan orang-orang papa, serta menghindari kesombongan dan haus kekuasaan, merupakan di antara nilai-nilai luhur, yang membuat Rasulullah Saw dicintai masyarakat. Dengan kata lain, wujud beliau menjadi poros keselerasan dan kekompakan umat Muslim. Rasulullah tidak menggunakan kekuasaan dan posisinya sebagai sarana untuk menakut-nakuti atau mengancam masyarakat. Beliau adalah pemimpin yang sangat perhatian, penuh kasih sayang dan pemaaf.

    Contoh nyata sifat pemaaf Rasulullah Saw adalah pemaafan beliau kepada seluruh warga Mekkah. Setelah menaklukkan kota Mekkah, Rasullah Saw memaafkan warga Mekkah yang telah melakukan berbagai kejahatan terhadap beliau dan juga para sahabat. Padahal ketika itu, Rasulullah Saw memiliki kekuatan yang telah sampai pada puncaknya untuk membalas dendam.

    Pada hari penaklukan kota Mekkah, Rasulullah Saw bersabda, “Muslim adalah saudara Muslim, dia tidak berbuat jahat kepada saudaranya, tidak menghinanya dan tidak mengkhianatinya. Adalah tugas umat Muslim untuk saling mengikat hubungan dan saling membantu yang memerlukan bantuan dan saling mengasihi.”

    Dengan demikian, akhlak penuh pesona Rasulullah Saw, merupakan faktor penting dalam meredam perselisihan dan menjadi strategi sangat berharga untuk mewujudkan persatuan hati umat. Namun sayangnya, sekarang sebagian besar negara Islam tidak memiliki pemimpin yang adil, peduli dan dapat dipercaya, yang justru menciptakan jurang antarumat Islam. Masalah ini, menciptakan berbagai masalah dan tantangan serius dari dalam tubuh umat Islam. Salah satu masalah seriusnya adalah degradasi kekuatan umat Islam dalam menghadapi ancaman musuh dan juga membuka peluang bagi penyusupan kelompok-kelompok menyimpang seperti gerakan Takfiri yang sekarang sedang menebar kejahatan di dunia Islam sendiri.

    Rasulullah Saw menggunakan posisi dan kekuatannya serta manajemen dan perenungannya, untuk mencerabut akar perselisihan dalam masyarakat Islam. Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat Madinah adalah banyaknya kabilah dan kelompok yang hidup di kota itu. Masing-masing kabilah saling memiliki perselisihan dan masalah. Dengan menempatkan Tauhid sebagai poros dan menciptakan keyakinan yang kolektif dalam masyarakat, Rasulullah Saw mampu mendekatkan hubungan antarkabilah dan kelompok yang sebelumnya saling berseteru. Karena umat Muslim harus patuh kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.

    Kondisi politik Arab Saudi sebelum Islam menunjukkan bahwa tidak ada kekuasaan politik terpadu dan rapi di jazirah itu. Yang ada saat itu adalah berbagai kabilah yang memiliki pemimpin masing-masing dan karena tidak memiliki ketertiban hukum dan politik, masyarakat jahiliyah Arab saat itu terjebak dalam kekacauan dan perselisihan.

    Membangun sebuah pemerintahan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan persatuan Islam dan pembentukan umat yang satu, karena tanpa pemerintahan dan bimbingan politik dari seorang pemimpin, persatuan juga tidak akan terwujud. Era 10 tahun risalah Rasulullah Saw di kota Madinah merupakan bukti nyata dalam hal ini. Masuknya Rasulullah Saw ke kota Madinah bersama dengan penandatanganan perjanjian antarkelompok yang mengawali upaya perwujudan persatuan dalam masyarakat Islam. Salah satu perjanjian penting adalah kesepakatan yang ditandatangani Rasulullah dengan seluruh kabilah dan kelompok yang ada di kota itu. Ini menjadi manajemen terbaik untuk mewujudkan persatuan mengingat kesepakatan tersebut akan menjamin keamanan dan kepentingan seluruh kelompok baik Muslim maupun non-Muslim. Selain itu, kesepakatan tersebut menjadi mukadimah terbentuknya persatuan politik dan pemerintahan. Hak-hak kaum Kristen dan Yahudi yang hidup dalam masyarakat Islam, dihormati oleh Rasulullah. Mereka tidak berulah di hadapan umat Islam dan mereka dapat tetap mempertahankan keyakinan mereka. Pada suatu hari, Rasulullah Saw kepada masyarakat Muslim bersabda: “Jika ada orang non-Muslim yang berlindung kepada kalian, maka siapkan semua sarana kenyamanannya dan sampaikan makanan ruhnya dengan ajaran Islam. Mungkin dia akan menemukan hakikat dan memeluk Islam. Jika dia memeluk Islam maka dia akan menjadi saudaramu, dan jika tidak, maka dia tetap terhormat dalam perlindunganmu.”(IRIB Indonesia/MZ)

    Penyebab Persatuan
    1- Memperbaiki akidah umat.
    Yang dimaksud memperbaiki akidah adalah membersihkan akidah umat dari kesyirikan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
    وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
    Sesungguhnya agama ini adalah agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS. Al Mu’minun: 52). Karena akidah yang benar akan menyatukan umat dan akan menghilangkan rasa saling benci. Berbeda halnya jika umat itu berbeda-beda pemahaman dalam akidah atau beraneka ragam sesembahan.  Karena setiap kelompok akan mengklaim akidahnya-lah yang paling benar, sesembahannya-lah yang lebih pantas diagungkan, lalu menganggap keliru ajaran yang lain. Bersatu di atas akidah dan sesembahan yang benar tentu lebih baik. Allah Ta’ala berfirman,
    أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
    Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf: 39). Orang Arab di masa jahiliyah dahulu berpecah belah dan mereka menjadi kaum lemah di muka bumi. Ketika Islam datang, akidah mereka menjadi benar, lalu menyatulah mereka di atas satu daulah.
    2- Taat pada ulil amri kaum muslimin.
    Mendengar dan taat pada ulil amri kaum muslimin (yaitu pemerintah yang sah). Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
    Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa pada Allah, dengarlah dan taatlah (pada ulil amri kalian) walau ia seorang budak dari negeri Habasyah. Karena siapa saja di antara kalian yang hidup sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak.” (HR. Abu Daud no. 4607, shahih kata Syaikh Al Albani). Membangkang pada ulil amri, itulah sebab perpecahan.
    3- Mengembalikan segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
    Mengembalikan dan menyelesaikan segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As Sunnah ketika terjadi perpecahan. Allah Ta’ala berfirman,
    فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
    Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa’: 59). Janganlah kembalikan perselisihan tersebut kepada perkataan si fulan atau perkataan seseorang, namun rujukannya adalah Al Kitab dan As Sunnah.
    4- Melakukan ishlah.
    Melakukan ishlah atau memperbaiki hubungan antar sesama ketika terjadi perpecahan, ini juga di antara jalan menyatunya umat. Allah Ta’ala berfirman,
    وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
    Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anfal: 1)
    5- Memusnahkan para pemberontak dan Khawarij.
    Ini juga di antara jalan menyatunya umat yaitu memusnahkan kelompok yang  biasa menimbulkan perpecahan yaitu dari kalangan pemberontak dan Khawarij. Kelompok-kelompok ini sebenarnya ingin kaum muslimin terpecah belah. Allah Ta’ala berfirman,
    فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
    Tapi kalau yang satu memberontak (melanggar perjanjian) terhadap yang lain, hendaklah yang memberontak itu kamu perangi.” (QS. Al Hujurat: 9). Oleh karena itu, amirul mukminin ‘Ali bin Abi Tholib pernah memberantas para pemberontak dan Khawarij. Inilah yang menjadi keutamaan dan keunggulan ‘Ali -semoga Allah senantiasa meridhoi beliau-.


    Dampak Positif dan Negatif Persatuan
    DAMPAK NEGATIF TEORI PENYATUAN AGAMA TERHADAP ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN
    Aksi nekad tersebut menimbulkan beberapa dampak negative diantaranya.
    [a] Tersamarnya garis pemisah (antara muslim dan kafir). Dari satu sisi kehormatan kaum muslimin luntur dan dari sisi lain hilanglah rasa benci terhadap orang-orang kafir.
    [b] Paus Paulus II memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin spiritual seluruh agama dan sebagai pembawa risalah perdamaian internasional bagi umat manusia.
    [c] Paus Paulus II menetapkan tanggal 27 Oktober 1986 M sebagai Hari Raya bersama seluruh agama dan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai Hari Persaudaraan.
    [d] Dikarangnya sebuah nasyid yang dikumandangkan bersama, mereka namakan : “Nasyid Ilahi Yang Maha Esa, Rabb dan Bapa”.
    [e] Diselenggarakannya berbagai seminar tentang propaganda teori tersebut, didirikannya yayasan-yayasan serta perkumpulan-perkumpulan yang menyeru kepada propaganda penyatuan agama. Lalu diadakannya kongres dan pertemuan diantaranya :
    [1]. Pada tanggal 12-15 Februari 1987 M diselenggarakan Muktamar Ibrahimi di Cordova, yang dihadiri oleh beberapa orang Yahudi, Nasrani dan beberapa orang yang mengaku muslim dari kalangan Qadiyaniyah dan Ismailiyah. Tema muktamar tersebut adalah dialog internasional untuk persatuan agama Ibrahimiyah. Panitia penyelenggara muktamar ini adalah sebuah universitas di Cordova bernama ‘Universitas Cordova’ dengan membawa misi penyatuan agama di benua Eropa. Dinamakan juga ‘Markas Ilmu dan Kebudayaan Islam’ atau disebut juga ‘Markas Cordova bagi Penelitian Ilmiah Agama Islam’.
    Ketua muktamar tersebut adalah seorang Nasrani bernama Rojih Jaruudi. Poin penting yang dihasilkan dalam muktamar tersebut adalah kesepakatan adanya kerja sama dan pertemuan antara pemeluk-pemeluk agama. [1]
    [2]. Pada tanggal 21 Maret 1987 M didirikan sebuah yayasan internasional yang menghimpun orang-orang yang beriman kepada Allah di seluruh dunia bernama : ‘Persatuan Orang-orang Beriman’.
    [3]. Pada musim panas tahun 1987M didirikanlah Organisasi Pemuda Beragama.
    [4]. Pada bulan April tahun 1987M didirikan sebuah yayasan bernama : ‘Persatuan Umat Manusia.
    [5]. Organisasi-organisasi serta yayasan-yayasan tersebut meletakkan annggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang intinya mengenyahkan pembeda antara Islam, Yahudi dan Nasrani serta melucuti generasi Muslim dari kepribadian Islamnya yang secara tegas menyatakan bahwa Islam menghapus agama-agama sebelumnya dan Al-Qur’an menghapus seluruh kitab-kitab suci sebelumnya serta menjadi standar benar tidaknya kitab-kitab tersebut. Semua itu dimentahkan dengan propaganda persatuan agama.
    [6]. Asset organisasi orang-orang beriman sebesar 800.000 Dollar Amerika
    [7]. Asset-asset dan income organisasi tersebut bila suatu saat bubar diserahkan kepada Palang Merah Internasional dan yayasan-yayasan di bawah naungan gereja internasional.
    [8]. Diantara symbol-simbol yayasan dan organisasi tersebut adalah :
    -Simbol kebaikan : Organisasi Palang Merah Internasional
    -Simbol kemajuan : Darwin
    -Simbol persamaan : Karl Marx
    -Simbol perdamaian umat manusia dan persaudaraan agama : Paus Paulus II
    [9]. Yayasan dan organisasi tersebut juga merancang bendera yang mencerminkan syiar-syiar mereka : Bendera Persatuan Bangsa-Bangsa, pelangi [2], angka tujuh –yang merupakan symbol kemenangan bagi mereka- dan juga merupakan nama kapal pertama yang menemukan benua Amerika yang membawa ajaran Nasrani ke benua tersebut.
    [10]. Secara berturut-turut diselenggarakan pula berbagai muktamar-muktamar tentang penyatuan agama di New York, Portugal dan di tempat-tempat lainnya.
    Diantara dampak negatif propaganda penyatuan agama ini adalah : Disamping para peserta pertemuan, muktamar yang diselenggarakan di negara-negara kafir dan para anggota organisasi dan yayasan serta pelaksanaan ibadah bersama itu adalah orang-orang yang mengaku muslim, baik sebagai delegasi maupun kemauan sendiri –urusan mereka ini terserah kepada Allah-, syiar-syiar propaganda ini juga semakin meluas di seantero dunia, di dengar oleh umat manusia di berbagai belahan dunia. Lebih parah lagi propaganda itu telah menyusup ke negari-negeri muslimin ! Mendapat tempat di hati sebagian oknum yang mengaku muslim. Dan membuat mereka hilang akal sehat, lalu ditulislah artikel-artikel yang mendukung propaganda tersebut, mucullah komentar-komentar yang menguatkannya, semakin maraklah seruan kepadanya dalam bentuk seminar-seminar internasional dan pertemuan-pertemuan resmi yang bersifat regional.
    Diantaranya adalah Seminar Syarmusy Syaikh di Mesir pada bulan Syawal tahun 1416.Yang diikuti dan diarahkan oleh orang-orang berpengaruh dari kalangan kaum muslimin. Dengan dasar satu keyakinan, yaitu Ibrahimiyah. Anggota seminar terdiri dari kaum Muslimin, Yahudi, Nasrani dan Komunis.
    Diantaranya juga seminar yang diselenggarakan pada tanggal 10/10/1416. Sebagian anggota seminar telah mengumumkan tentang pentingnya diterbitkan sebuah kitab yang terangkum di dalamnya : Al-Qur’an, Taurat dan Injil. [3]
    Diberbagai negeri diumumkan bahwa telah keluar satu undang-undang resmi bolehnya memberi nama anak-anak kaum Muslimin dengan nama-nama khusus bagi orang-orang Yahudi. Hasilnya salah seorang anak kaum Muslimin oleh ayanya diberi nama : Rabin !!! [4]
    [Disalin dari kitab Al-Ibthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan, edisi Indonesisa Propaganda Sesat Penyatuan Agama, Oleh Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Terbitan Darul Haq]
    Dalil Naqli Tentang Persatuan
    1.      PERSATUAN  
    Dari segi bahasa “persatuan” berarti gabungan, ikatan atau kumpulan, se
          dangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia menjadi
          satu. Agama Islam memberikan pengertian persatuan dengan ukhuwah, yaitu so
          lidaritas dalam kebaikan.
          Dalil-dalil persatuan antara lain terdapat dalam QS. Ali Imran ; 103
    Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah   dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya  agar kamu mendapat petunjuk”
         
          Juga dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya
    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai tiga hal dan membenci tiga hal. Tiga hal yang disukai Allah adalah: Menyembah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan suatu apapun, Berpegang eratlah kalian semua dengan tali Allah (bersatu) dan jangan berpecah belah, Saling memberi nasihat terutama antara pemimpin dan rakyat

    Contoh persatuan :  Hubungan antara kaum muhajirin dengan kaum anshar
    Kaum anshar merupakan kaum yang menolong kaum muhajirin yang berdomisili di Madinah. Kaum Muhajirin sewaktu hijrah ke Madinah tidak membawa bekal yang cukup, apalagi memiliki rumah. Dengan pertolongan kaum Anshar, kaum Muhajirin dapat hidup dengan layak.Kaum anshar sangat menghargai dan menghormati kaum muajirin. Kaum muhajirin yang datang dan menumpang ke keluarga anshar diterima dengan baik dan malah diberi sebagian hartanya, kaum muhajirin pun sangat menghargai keikhlasan kaum anshar.Sikap suka menolong merupakan ajaran yang harus kita teladani dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tolong menolong dapat terbina persatuan dan persaudaraan sesama kita. Fanatisme kesukuan, perbedaan ras, rasa kedaerahan dan lain sebagainya dapat dihindarinya.Contoh persatuan yang lainnya adalah hubungan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia di saat mengusir penjajah dari bumi nusantara, mereka tetap bersatu, meskipun belanda melancarkan politik devide et impera.

    Hikmah Islah (Perdamaian)
    Hikmah yang terkandung didalam islah (perdamaian)
    1. Akan mngembalikan kerukunan antara dua pihak yang semula bersengketa
    2. Tercabutnya akar permusuhan dan perselisihan dari pihak-pihak yang bersengketa, berganti dengan tumbuh suburnya tali ukhuwah (persaudaraan)
    3. Menghindarkan terjadinya pertumpahan darah
    4. Menghemat angaran belanja
    5. Menjauhkan kedua belah pihak dari pengingkaran terhadap kebenaran
    6. Menjauhkan rasa permusuhan dan dendam diantara sesama manusia
    7. Menyalurkan pikiran-pikiran positif dari kedua pihak kearah usaha-usaha yang bermanfaat bagi masing-masing pihak maupun manusia secara keseluruhan.
    8. Mendekatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.


    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Life style

    Life style - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan