- Home>
- Pengertian Persatuan dalam Islam
Posted by : life style
Saturday, 10 March 2018
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, arti persatuan adalah
gabungan yang terdiri atas bagian yang telah bersatu. Umat islam, kususnya di
Indonesia hidup rukun dan damai, maka Insyaallah persatuan bangsa Indonesia
akan dapat terwujud.
Persatuan dalam bahasa arabnya di sebut dengan kata ittihad,
berarti ikatan. Sedang menurut istilah di artikan sebagai bentuk kecenderungan
manusia yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan melakukan pengelompokan sesama
manusia menurut ikatan tertentu untuk mencapai tujuan.
Jadi persatuan adalah menghimpun hal-hal yang terserak
menjadi satu atau membentuk sebuah unit yang masing-masing sebuah
anggotanya saling menguatkan . Kesatuan diibaratkan seperti sapu lidi yang
memiliki kekuatan dan tidak tercerai berai. Atau ibaratnya seperti genggaman
tangan yang kokoh.
Di
dalam Islam persatuan harus diterapkan untuk melahirkan Izzatul Islam wal
muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslim). Sehingga kalau persatuan konteksnya
ialah sesama umat Islam.
Pepatah dalam bahasa Indonesia mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sebagai
ilustrasi, setiap individu manusia itu di ibaratkan sebatang lidi, yang di
gunakan untuk membersihkan sampah-samaph yang berserakan, di halaman sebuah
rumah yang cukup luas. Tentu sebatang lidi itu, tidak akan dapat membersihkan
sampah-sampah yang berserakan di halaman sebuah rumah yang cukup luas itu.
Tetapi jika ratusan batang lidi di ikat menjadi satu dan di gunakan untuk
membersihkan samapah-sampah yang berserakan tersebut, tentu dalam waktu
sebentar saja, halaman rumah yang cukup luas itu, akan menjadi
bersih.Barangkali itulah sebabnya Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu
dan melarang bercerai-berai.
Allah SWT berfirman pada surah
Al-Imran ayat 103 yang artinya adalah
“Dan berpegang teguhlah kamu
semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”
Faktor Persatuan
Makna persatuan
umat Islam adalah bahwa seluruh Muslim saling bersanding di samping tetap
menjaga keyakinan mazhab masing-masing serta lebih menekankan pada sisi
kolektif dalam agama Islam seperti al-Quran, Rasulullah dan kiblat yang satu,
serta menghindari segala bentuk perselisihan mazhab, politik maupun ras yang
akan menyebabkan pengenduran umat Islam. Tidak diragukan lagi bahwa sejarah kehidupan
Rasullah dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan sempurna prinsip serta
parameter untuk menciptakan persatuan dalam kondisi dunia Islam saat ini.
Perjalanan hidup beliau, memiliki berbagai dimensi yang dapat dibahas.
Rasulullah Saw,
menilai persatuan umat Islam sebagai strategi fundamental kekuatan Muslim di
setiap waktu dan tempat, dan untuk mewujudkannya beliau telah melakukan
berbagai upaya tanpa henti. Sedemikian rupa sehinga kekuatan dan kemuliaan
masyarakat Islam yang baru terlahir di masa risalah itu, merupakan hasil
dari bimbingan dan upaya persatuan Rasulullah Saw. Dari dimensi poiltik, sosial
dan budaya Rasulullah Saw, kita memahami bahwa persatuan bukan hanya terjadi
antarumat Islam saja melainkan keselarasan seluruh masyarakat Islam yang di
dalamnya juga terdapat kelompok-kelompok non-Muslim. Ini menjadi prioritas
upaya Rasulullah Saw. Imam Ali as dalam hal ini mengatakan, “Rasulullah Saw
memperbaiki jurang sosial dengan persatuan dan mendekatkan jarak-jarak (dalam
masyarakat).” (Nahjul Balaghah, khutbah 231)
Dalam mewujudkan
persatuan umat Islam, Rasulullah menggunakan strategi ideologi, akhlak, politik
dan budaya. Pemberantasan pemikiran syirik dan non-Tauhid serta menggantikannya
dengan perspektif Tauhid, membuka peluang bagi terwujudnya persatuan ideologi
pada masa itu. Upaya beliau mampu mengikis benturan-benturan keyakinan dan
mengubahnya menjadi persatuan identitas pemikiran yang terpadu.
Dengan menekankan
pada ketauhidan khususnya pada fakta bahwa risalah yang diemban beliau
merupakan kelanjutan dari agama Nabi Ibrahim as, Rasulullah Saw telah
memanfaatkan kapasitas masyarakat di masa itu untuk mewujudkan persatuan
pemikiran. Dalam masyarakat jahiliyah ketika itu, sekelompok Arab masih
meyakini risalah ketauhidan yang dibawa oleh Nabi Ibrahim Hanif. Penggunaan
kata dan makna “hanif” untuk agama Islam oleh Rasulullah Saw, adalah metode
briliant beliau untuk menciptakan ikatan antara Islam dan agama Nabi Ibrahim.
Dewasa ini, Muslim
juga mampu memanfaatkan kapasitas besar dari ideologi mereka yaitu keimanan
pada ketauhidan dan poros-poros ketauhidan untuk menciptakan persatuan. Jika
makna sejati ketauhidan dipahami dengan baik oleh umat Muslim, maka akan
tercipta kerukunan serta keselarasan terindah dan terkokoh. Di bawah naungan
perspektif ini, pemberantasan dan perlawanan terhadap manifestasi kezaliman dan
kefasadan di dunia secara otomatis akan menjadi prioritas program dunia Islam.
Salah satu di
antara poin penting dalam keselarasan masyarakat Islam di masa risalah Rasulullah
Saw adalah akhlak mulia beliau. Para ahli sejarah mengakui bahwa apa yang
membuat Rasulullah Saw menguasai hati rakyat adalah akhlak dan kemuliaan
pribadi beliau khususnya dalam berinteraksi dengan masyarakat. Budi luhur,
keramahan, kasih sayang kepada fakir miskin dan orang-orang papa, serta
menghindari kesombongan dan haus kekuasaan, merupakan di antara nilai-nilai
luhur, yang membuat Rasulullah Saw dicintai masyarakat. Dengan kata lain, wujud
beliau menjadi poros keselerasan dan kekompakan umat Muslim. Rasulullah tidak
menggunakan kekuasaan dan posisinya sebagai sarana untuk menakut-nakuti atau
mengancam masyarakat. Beliau adalah pemimpin yang sangat perhatian, penuh kasih
sayang dan pemaaf.
Contoh nyata sifat
pemaaf Rasulullah Saw adalah pemaafan beliau kepada seluruh warga Mekkah.
Setelah menaklukkan kota Mekkah, Rasullah Saw memaafkan warga Mekkah yang telah
melakukan berbagai kejahatan terhadap beliau dan juga para sahabat. Padahal
ketika itu, Rasulullah Saw memiliki kekuatan yang telah sampai pada puncaknya
untuk membalas dendam.
Pada hari
penaklukan kota Mekkah, Rasulullah Saw bersabda, “Muslim adalah saudara Muslim,
dia tidak berbuat jahat kepada saudaranya, tidak menghinanya dan tidak
mengkhianatinya. Adalah tugas umat Muslim untuk saling mengikat hubungan dan
saling membantu yang memerlukan bantuan dan saling mengasihi.”
Dengan demikian,
akhlak penuh pesona Rasulullah Saw, merupakan faktor penting dalam meredam
perselisihan dan menjadi strategi sangat berharga untuk mewujudkan persatuan
hati umat. Namun sayangnya, sekarang sebagian besar negara Islam tidak memiliki
pemimpin yang adil, peduli dan dapat dipercaya, yang justru menciptakan jurang
antarumat Islam. Masalah ini, menciptakan berbagai masalah dan tantangan serius
dari dalam tubuh umat Islam. Salah satu masalah seriusnya adalah degradasi
kekuatan umat Islam dalam menghadapi ancaman musuh dan juga membuka peluang
bagi penyusupan kelompok-kelompok menyimpang seperti gerakan Takfiri yang
sekarang sedang menebar kejahatan di dunia Islam sendiri.
Rasulullah Saw
menggunakan posisi dan kekuatannya serta manajemen dan perenungannya, untuk
mencerabut akar perselisihan dalam masyarakat Islam. Salah satu masalah yang
dihadapi masyarakat Madinah adalah banyaknya kabilah dan kelompok yang hidup di
kota itu. Masing-masing kabilah saling memiliki perselisihan dan masalah.
Dengan menempatkan Tauhid sebagai poros dan menciptakan keyakinan yang kolektif
dalam masyarakat, Rasulullah Saw mampu mendekatkan hubungan antarkabilah dan
kelompok yang sebelumnya saling berseteru. Karena umat Muslim harus patuh
kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
Kondisi politik
Arab Saudi sebelum Islam menunjukkan bahwa tidak ada kekuasaan politik terpadu
dan rapi di jazirah itu. Yang ada saat itu adalah berbagai kabilah yang
memiliki pemimpin masing-masing dan karena tidak memiliki ketertiban hukum dan
politik, masyarakat jahiliyah Arab saat itu terjebak dalam kekacauan dan
perselisihan.
Membangun sebuah
pemerintahan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan persatuan
Islam dan pembentukan umat yang satu, karena tanpa pemerintahan dan bimbingan
politik dari seorang pemimpin, persatuan juga tidak akan terwujud. Era 10 tahun
risalah Rasulullah Saw di kota Madinah merupakan bukti nyata dalam hal ini.
Masuknya Rasulullah Saw ke kota Madinah bersama dengan penandatanganan
perjanjian antarkelompok yang mengawali upaya perwujudan persatuan dalam
masyarakat Islam. Salah satu perjanjian penting adalah kesepakatan yang
ditandatangani Rasulullah dengan seluruh kabilah dan kelompok yang ada di kota
itu. Ini menjadi manajemen terbaik untuk mewujudkan persatuan mengingat
kesepakatan tersebut akan menjamin keamanan dan kepentingan seluruh kelompok
baik Muslim maupun non-Muslim. Selain itu, kesepakatan tersebut menjadi mukadimah
terbentuknya persatuan politik dan pemerintahan. Hak-hak kaum Kristen dan
Yahudi yang hidup dalam masyarakat Islam, dihormati oleh Rasulullah. Mereka
tidak berulah di hadapan umat Islam dan mereka dapat tetap mempertahankan
keyakinan mereka. Pada suatu hari, Rasulullah Saw kepada masyarakat Muslim
bersabda: “Jika ada orang non-Muslim yang berlindung kepada kalian, maka
siapkan semua sarana kenyamanannya dan sampaikan makanan ruhnya dengan ajaran
Islam. Mungkin dia akan menemukan hakikat dan memeluk Islam. Jika dia memeluk
Islam maka dia akan menjadi saudaramu, dan jika tidak, maka dia tetap terhormat
dalam perlindunganmu.”(IRIB Indonesia/MZ)
Penyebab Persatuan
1- Memperbaiki akidah umat.
Yang dimaksud memperbaiki akidah
adalah membersihkan akidah umat dari kesyirikan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ
أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Sesungguhnya agama ini adalah
agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS.
Al Mu’minun: 52). Karena akidah yang benar akan menyatukan umat dan akan
menghilangkan rasa saling benci. Berbeda halnya jika umat itu berbeda-beda
pemahaman dalam akidah atau beraneka ragam sesembahan. Karena setiap
kelompok akan mengklaim akidahnya-lah yang paling benar, sesembahannya-lah yang
lebih pantas diagungkan, lalu menganggap keliru ajaran yang lain. Bersatu di
atas akidah dan sesembahan yang benar tentu lebih baik. Allah Ta’ala berfirman,
أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ
خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan
yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”
(QS. Yusuf: 39). Orang Arab di masa jahiliyah dahulu berpecah belah dan mereka
menjadi kaum lemah di muka bumi. Ketika Islam datang, akidah mereka menjadi
benar, lalu menyatulah mereka di atas satu daulah.
2- Taat pada ulil amri kaum muslimin.
Mendengar dan taat pada ulil amri
kaum muslimin (yaitu pemerintah yang sah). Oleh karenanya, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ
وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian
untuk bertakwa pada Allah, dengarlah dan taatlah (pada ulil amri kalian) walau
ia seorang budak dari negeri Habasyah. Karena siapa saja di antara kalian yang
hidup sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak.” (HR. Abu Daud no.
4607, shahih kata Syaikh Al Albani). Membangkang pada ulil
amri, itulah sebab perpecahan.
3- Mengembalikan segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As
Sunnah.
Mengembalikan dan menyelesaikan
segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As Sunnah ketika terjadi perpecahan.
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. An Nisa’: 59). Janganlah kembalikan perselisihan tersebut kepada perkataan
si fulan atau perkataan seseorang, namun rujukannya adalah Al Kitab dan As
Sunnah.
4- Melakukan ishlah.
Melakukan ishlah atau memperbaiki
hubungan antar sesama ketika terjadi perpecahan, ini juga di antara jalan
menyatunya umat. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Oleh sebab itu bertakwalah kepada
Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anfal: 1)
5- Memusnahkan para pemberontak dan Khawarij.
Ini juga di antara jalan menyatunya
umat yaitu memusnahkan kelompok yang biasa menimbulkan perpecahan yaitu
dari kalangan pemberontak dan Khawarij. Kelompok-kelompok ini sebenarnya ingin
kaum muslimin terpecah belah. Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا
عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
“Tapi kalau yang satu memberontak
(melanggar perjanjian) terhadap yang lain, hendaklah yang memberontak itu kamu
perangi.” (QS. Al Hujurat: 9). Oleh karena itu, amirul mukminin ‘Ali bin
Abi Tholib pernah memberantas para pemberontak dan Khawarij. Inilah yang
menjadi keutamaan dan keunggulan ‘Ali -semoga Allah senantiasa meridhoi
beliau-.
Dampak Positif dan Negatif Persatuan
DAMPAK NEGATIF TEORI PENYATUAN AGAMA
TERHADAP ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN
Aksi nekad tersebut menimbulkan beberapa dampak negative diantaranya.
Aksi nekad tersebut menimbulkan beberapa dampak negative diantaranya.
[a] Tersamarnya garis pemisah
(antara muslim dan kafir). Dari satu sisi kehormatan kaum muslimin luntur dan
dari sisi lain hilanglah rasa benci terhadap orang-orang kafir.
[b] Paus Paulus II memproklamirkan
dirinya sebagai pemimpin spiritual seluruh agama dan sebagai pembawa risalah
perdamaian internasional bagi umat manusia.
[c] Paus Paulus II menetapkan
tanggal 27 Oktober 1986 M sebagai Hari Raya bersama seluruh agama dan
menetapkan tanggal 1 Januari sebagai Hari Persaudaraan.
[d] Dikarangnya sebuah nasyid yang
dikumandangkan bersama, mereka namakan : “Nasyid Ilahi Yang Maha Esa, Rabb dan
Bapa”.
[e] Diselenggarakannya berbagai
seminar tentang propaganda teori tersebut, didirikannya yayasan-yayasan serta
perkumpulan-perkumpulan yang menyeru kepada propaganda penyatuan agama. Lalu
diadakannya kongres dan pertemuan diantaranya :
[1]. Pada tanggal 12-15 Februari
1987 M diselenggarakan Muktamar Ibrahimi di Cordova, yang dihadiri oleh
beberapa orang Yahudi, Nasrani dan beberapa orang yang mengaku muslim dari
kalangan Qadiyaniyah dan Ismailiyah. Tema muktamar tersebut adalah dialog
internasional untuk persatuan agama Ibrahimiyah. Panitia penyelenggara muktamar
ini adalah sebuah universitas di Cordova bernama ‘Universitas Cordova’ dengan
membawa misi penyatuan agama di benua Eropa. Dinamakan juga ‘Markas Ilmu dan
Kebudayaan Islam’ atau disebut juga ‘Markas Cordova bagi Penelitian Ilmiah
Agama Islam’.
Ketua muktamar tersebut adalah
seorang Nasrani bernama Rojih Jaruudi. Poin penting yang dihasilkan dalam
muktamar tersebut adalah kesepakatan adanya kerja sama dan pertemuan antara
pemeluk-pemeluk agama. [1]
[2]. Pada tanggal 21 Maret 1987 M
didirikan sebuah yayasan internasional yang menghimpun orang-orang yang beriman
kepada Allah di seluruh dunia bernama : ‘Persatuan Orang-orang Beriman’.
[3]. Pada musim panas tahun 1987M
didirikanlah Organisasi Pemuda Beragama.
[4]. Pada bulan April tahun 1987M
didirikan sebuah yayasan bernama : ‘Persatuan Umat Manusia.
[5]. Organisasi-organisasi serta
yayasan-yayasan tersebut meletakkan annggaran dasar dan anggaran rumah tangga
yang intinya mengenyahkan pembeda antara Islam, Yahudi dan Nasrani serta
melucuti generasi Muslim dari kepribadian Islamnya yang secara tegas menyatakan
bahwa Islam menghapus agama-agama sebelumnya dan Al-Qur’an menghapus seluruh
kitab-kitab suci sebelumnya serta menjadi standar benar tidaknya kitab-kitab
tersebut. Semua itu dimentahkan dengan propaganda persatuan agama.
[6]. Asset organisasi orang-orang
beriman sebesar 800.000 Dollar Amerika
[7]. Asset-asset dan income
organisasi tersebut bila suatu saat bubar diserahkan kepada Palang Merah
Internasional dan yayasan-yayasan di bawah naungan gereja internasional.
[8]. Diantara symbol-simbol yayasan
dan organisasi tersebut adalah :
-Simbol kebaikan : Organisasi Palang
Merah Internasional
-Simbol kemajuan : Darwin
-Simbol persamaan : Karl Marx
-Simbol perdamaian umat manusia dan persaudaraan agama : Paus Paulus II
-Simbol kemajuan : Darwin
-Simbol persamaan : Karl Marx
-Simbol perdamaian umat manusia dan persaudaraan agama : Paus Paulus II
[9]. Yayasan dan organisasi tersebut
juga merancang bendera yang mencerminkan syiar-syiar mereka : Bendera Persatuan
Bangsa-Bangsa, pelangi [2], angka tujuh –yang merupakan symbol kemenangan bagi
mereka- dan juga merupakan nama kapal pertama yang menemukan benua Amerika yang
membawa ajaran Nasrani ke benua tersebut.
[10]. Secara berturut-turut
diselenggarakan pula berbagai muktamar-muktamar tentang penyatuan agama di New
York, Portugal dan di tempat-tempat lainnya.
Diantara dampak negatif propaganda
penyatuan agama ini adalah : Disamping para peserta pertemuan, muktamar yang
diselenggarakan di negara-negara kafir dan para anggota organisasi dan yayasan
serta pelaksanaan ibadah bersama itu adalah orang-orang yang mengaku muslim,
baik sebagai delegasi maupun kemauan sendiri –urusan mereka ini terserah kepada
Allah-, syiar-syiar propaganda ini juga semakin meluas di seantero dunia, di
dengar oleh umat manusia di berbagai belahan dunia. Lebih parah lagi propaganda
itu telah menyusup ke negari-negeri muslimin ! Mendapat tempat di hati sebagian
oknum yang mengaku muslim. Dan membuat mereka hilang akal sehat, lalu
ditulislah artikel-artikel yang mendukung propaganda tersebut, mucullah
komentar-komentar yang menguatkannya, semakin maraklah seruan kepadanya dalam
bentuk seminar-seminar internasional dan pertemuan-pertemuan resmi yang
bersifat regional.
Diantaranya adalah Seminar Syarmusy
Syaikh di Mesir pada bulan Syawal tahun 1416.Yang diikuti dan diarahkan oleh
orang-orang berpengaruh dari kalangan kaum muslimin. Dengan dasar satu
keyakinan, yaitu Ibrahimiyah. Anggota seminar terdiri dari kaum Muslimin,
Yahudi, Nasrani dan Komunis.
Diantaranya juga seminar yang
diselenggarakan pada tanggal 10/10/1416. Sebagian anggota seminar telah
mengumumkan tentang pentingnya diterbitkan sebuah kitab yang terangkum di
dalamnya : Al-Qur’an, Taurat dan Injil. [3]
Diberbagai negeri diumumkan bahwa
telah keluar satu undang-undang resmi bolehnya memberi nama anak-anak kaum
Muslimin dengan nama-nama khusus bagi orang-orang Yahudi. Hasilnya salah
seorang anak kaum Muslimin oleh ayanya diberi nama : Rabin !!! [4]
[Disalin dari kitab Al-Ibthalu
Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan, edisi
Indonesisa Propaganda Sesat Penyatuan Agama, Oleh Syaikh Bakr bin Abdillah Abu
Zaid, Terbitan Darul Haq]
Dalil Naqli Tentang Persatuan
1. PERSATUAN
Dari segi bahasa “persatuan” berarti
gabungan, ikatan atau kumpulan, se
dangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia menjadi
satu.
Agama Islam memberikan pengertian persatuan dengan ukhuwah, yaitu so
lidaritas dalam kebaikan.
Dalil-dalil persatuan antara lain terdapat dalam QS. Ali Imran ; 103
Artinya
: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan
janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu
semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara
hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi
jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk”
Juga
dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai tiga hal dan membenci
tiga hal. Tiga hal yang disukai Allah adalah: Menyembah
hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan suatu apapun, Berpegang
eratlah kalian semua dengan tali Allah (bersatu) dan jangan berpecah belah,
Saling memberi nasihat terutama antara pemimpin dan rakyat
Contoh persatuan : Hubungan
antara kaum muhajirin dengan kaum anshar
Kaum anshar merupakan kaum yang
menolong kaum muhajirin yang berdomisili di Madinah. Kaum Muhajirin sewaktu
hijrah ke Madinah tidak membawa bekal yang cukup, apalagi memiliki rumah.
Dengan pertolongan kaum Anshar, kaum Muhajirin dapat hidup
dengan layak.Kaum anshar sangat menghargai dan menghormati kaum
muajirin. Kaum muhajirin yang datang dan menumpang ke keluarga anshar diterima
dengan baik dan malah diberi sebagian hartanya, kaum muhajirin pun sangat
menghargai keikhlasan kaum anshar.Sikap suka menolong merupakan
ajaran yang harus kita teladani dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan tolong menolong dapat terbina persatuan dan persaudaraan sesama kita.
Fanatisme kesukuan, perbedaan ras, rasa kedaerahan dan lain sebagainya dapat
dihindarinya.Contoh persatuan yang lainnya adalah hubungan tokoh-tokoh pejuang
kemerdekaan Indonesia di saat mengusir penjajah dari bumi nusantara, mereka
tetap bersatu, meskipun belanda melancarkan politik devide et impera.
Hikmah Islah (Perdamaian)
Hikmah
yang terkandung didalam islah (perdamaian)
- Akan mngembalikan kerukunan
antara dua pihak yang semula bersengketa
- Tercabutnya akar permusuhan dan
perselisihan dari pihak-pihak yang bersengketa, berganti dengan tumbuh
suburnya tali ukhuwah (persaudaraan)
- Menghindarkan terjadinya
pertumpahan darah
- Menghemat angaran belanja
- Menjauhkan kedua belah pihak
dari pengingkaran terhadap kebenaran
- Menjauhkan rasa permusuhan dan
dendam diantara sesama manusia
- Menyalurkan pikiran-pikiran
positif dari kedua pihak kearah usaha-usaha yang bermanfaat bagi
masing-masing pihak maupun manusia secara keseluruhan.
- Mendekatkan rahmat dan ampunan
dari Allah SWT.
