- Home>
- MAKALAH TENTANG IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT
Posted by : life style
Saturday, 10 March 2018
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kehendak
nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini. meskipun banyak sekali
kekurangan dan kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit
penegtahuan tentang hal yang saya tulis ini.
Makalah ini memuat tentang Menganalisis
Iman kepada Para Rasul Allah, dimana didalamnya di terangkan bagaimana
seharusnya kita mengimani keberadaan Rasul-Rasul Allah, baik yang di sebutkan
maupun yang tidak di sebutkan. Maka dengan hal ini, semoga kita semua akan
menjadi lebih mengetahui dan lebih memperkuat iman kita terhadap keberadaan
Rasul-Rasul Allah.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa dalam
penuliasan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga makalah ini dapat bernmanfaat bagi pembaca.
Kisaran
, Januari 2018
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
I Pendahuluan ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB
II Pembahasan ........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
................................................................. 2
v. Dalil Iman Kepada Rasul
Allah ................................................................... 3
2.2 Fungsi Iman Kepada Rasul Allah Swt................................................................. 4
2.3 Meneladani Sifat-Sifat Rasulullah
SAW ............................................................ 4
2.4 Cara Beriman Kepada Rasul Allah
Swt............................................................... 5
BAB
III Penutup ................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................................... 7
Daftar
Pustaka .................................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iman
kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul
artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul
yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran
yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad
SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan
Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di
ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib
beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu
kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah
tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan
hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun,
di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya
lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari,
memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh
lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari iman kepada Rasul Allah SWt.?
2. Bagaimana cara beriman kepada Rasul Allah .?
3. Apa dalil mengenai beriman kepada Rasul Allah.?
4. Bagaimana hikmah beriman kepada Rasul Allah.?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.
3. Untuk mengetahui jumlah Rasul yang wajib kita
ketahui beserta sejarah singkatnya.
4. Untuk mengetahui tugas dari para Rasul Allah.
5. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah cara kita untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Pengertian menurut bahasa, rasul
berarti utusan Allah. Dapat juga diartikan sebagai seseorang yang mengikuti berita-berita
yang mengutusnya.
Pengertian menurut istilah, berarti
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah mengutus manusia laki-laki
terpilih yang diberi wahyu oleh Allah SWT dan wahyu tersebut harus disampaikan
kepada umatnya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, agar hidupnya selamat dari
dunia hingga kelak di akherat.
Iman kepada Rasul Allah termasuk
rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat
Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk
menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah
orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia
kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa
adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak
diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan
syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas rasul dapat
dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:
“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad)
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul
sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang
Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika
itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa
rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan
laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul
yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di
antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada
yang tidak.
Iman
kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah
dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,
Rasul
adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk
menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi
Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia
tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu
menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Iman
kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun
iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari
Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya
sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk
menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
v Dalil Iman
Kepada Rasul Allah
Mengenai
identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad)
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.”
(Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
2.2 Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt
Iman kepada Rasul Allah swt.
Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi
iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1. Mengimani bahwa
risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari mereka
walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah
mendustakan para Rasul.”(Qs: Asy-syura:105).
2. Mengimani Rasul yang
telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan
sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).
3. Membenarkan
berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Mengamalkan
syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan,
mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkatra yang meeka perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka
menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).
2.3
Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.
1. Meneladani Sifat Siddiq
Untuk
menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan
cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun.
Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak
pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2. Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3. Meneladani Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
4. Meneladani Sifat Tablig
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3. Meneladani Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
4. Meneladani Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya
untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan
yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini
merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh,
hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata
karena perintah Allah swt.
2.4 Cara Beriman Kepada Rasul Allah Swt
1. Meyakini
dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad dan apa yang
oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
الْمُتَّقُونَ هُمُ أُولَٰئِكَ بِهِ وَصَدَّقَ بِالصِّدْقِ جَاءَ وَالَّذِي
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2. Ikhlas mentaati Rasul
dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya.
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang”.
3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok
agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan
dengan ikhlas. Allah berfirman:
فِييَجِدُوا لَا ثُمَّ بَيْنَهُمْ شَجَرَفِيمَا يُحَكِّمُوكَ حَتَّىٰيُؤْمِنُونَ لَا وَرَبِّكَ فَلَا
تَسْلِيمًا وَيُسَلِّمُوا قَضَيْتَ مِمَّا حَرَجًا أَنْفُسِهِمْ
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan ,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4. Mencintai beliau ,
keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda, yang
artinya.
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia
cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5. Membela dan
memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari
kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada
cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
فِي عِنْدَهُمْ مَكْتُوبًا يَجِدُونَهُ الَّذِي النَّبِيَّ الرَّسُولَ يَتَّبِعُونَ الَّذِينَ
وَيُحِلُّ الْمُنْكَرِ عَنِ وَيَنْهَاهُمْ بِالْمَعْرُوفِ يَأْمُرُهُمْ وَالْإِنْجِيلِ التَّوْرَاةِ
إِصْرَهُمْ عَنْهُمْ وَيَضَعُ الْخَبَائِثَ عَلَيْهِمُ وَيُحَرِّمُ الطَّيِّبَاتِ لَهُمُ
وَنَصَرُوهُ وَعَزَّرُوهُ بِهِ مَنُوافَالَّذِينَ عَلَيْهِمْ كَانَتْ الَّتِي وَالْأَغْلَالَ
الْمُفْلِحُونَ هُمُ أُولَٰئِكَ مَعَهُ أُنْزِلَ الَّذِي النُّورَ وَاتَّبَعُوا
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban
dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (Al-’Araf:
157).
6. Meneladani akhlaq dan
kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:
اللَّهَ يَرْجُو كَانَ لِمَنْ حَسَنَةٌ أُسْوَةٌ اللَّهِ رَسُولِ فِي لَكُمْ كَانَ لَقَدْ
كَثِيرًا اللَّهَ وَذَكَرَ الْآخِرَ وَالْيَوْمَ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).
7. Banyak membaca
shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.
8. Waspada dan
berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti
waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :
يَعْلَمُ قَدْ بَعْضًا بَعْضِكُمْ كَدُعَاءِ بَيْنَكُمْ الرَّسُولِ دُعَاءَ تَجْعَلُوا
أَمْرِهِ عَنْ يُخَالِفُونَ الَّذِينَ فَلْيَحْذَرِ لِوَاذًا مِنْكُمْ يَتَسَلَّلُونَ الَّذِينَ اللَّهُ
أَلِيمٌ عَذَابٌ يُصِيبَهُمْ أَوْ فِتْنَةٌ تُصِيبَهُمْ أَنْ
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti
panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah
telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang
pedih. (An-Nur : 63).
9. Mensyukuri hidayah
keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan
menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah
shohihah. Itulah tegaknya agama:
وَمَا إِلَيْكَ أَوْحَيْنَا وَالَّذِي نُوحًا بِهِ وَصَّىٰمَا الدِّينِ مِنَ لَكُمْ شَرَعَ
تَتَفَرَّقُوا وَلَا الدِّينَ أَقِيمُوا أَنْ”وَعِيسَىٰوَمُوسَىٰ إِبْرَاهِيمَ بِهِ وَصَّيْنَ
مَنْ إِلَيْهِ يَجْتَبِي اللَّهُ “إِلَيْهِ تَدْعُوهُمْ مَا لْمُشْرِكِينَعَلَى كَبُرَ فِيهِ
يُنِيبُ يمَنْ إِلَيْهِ وَيَهْدِي يَشَاءُ
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa
yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama
1341) dan janganlah kamu berpecah belah karenanya.(Asy-Syura: 13)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman
kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap
umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti
adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian
Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan
risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih
dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi,
beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di
akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih
luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada
rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya,
dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
3.2 Saran
Diskusi mengenai pembahasan ini
merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada beberapa hal yang disarankan,
antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai
pengertian iman kepada Rasul Allah secara dalam.
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran
mengenai materi tersebut di dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami
lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari, dengan menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada
Rasul-rasul allah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari
tentang materi Beriman kepada Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan
dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari internet :
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-allah.html
http://www.aljiddiyah.com/2017/05/iman-kepada-rasul-allah-swt.html
http://pendidikan-agama-islam-sma.blogspot.co.id/2015/11/iman-kepada-rasul-rasul-allah.html
http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/09/makalah-beriman-kepada-rasul-allah-swt.html