• Posted by : life style Saturday, 10 March 2018


    KATA PENGANTAR



                Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, dan tidak lupa shalawat beserta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini tepat waktu.
    Makalah dengan judul “Ragam Bahasa” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
    Kami mengucapkan terimakasih yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
    Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan kerendahan hati, kami memohon maaf.
    Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                                     Kisaran,  Februari 2018


                                                                                                    Tim Penulis


    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
    Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
    BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
              1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
              1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
              1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2
    BAB II Pembahasan ............................................................................................................. 3
              2.1 Pengertian Ragam Bahasa ..................................................................................... 3
              2.2 Fungsi Bahasa ....................................................................................................... 3
              2.3 Macam-Macam Ragam Bahasa ............................................................................. 4
              2.4 Bahasa Baku .......................................................................................................... 9
              2.5 Bahasa Indonesia .......................................................................................            10
    BAB III Penutup ......................................................................................................            11
              3.1 Kesimpulan ................................................................................................            12
              3.2 Saran ..........................................................................................................            12
    Daftar Pustaka...........................................................................................................            13 

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1   Latar Belakang
    Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
    Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.
    1.2 Rumusan Masalah
    1. Apa pengertian dari Ragam Bahasa.?
    2. Bagaimana pengertian Ragam Bahasa menurut para ahli.?
    3. Bagaimana ciri-ciri dari Ragam Bahasa.?
    4. Apa contoh dari Ragam Bahasa.?
    5. Apa pengertian dari bahasa baku.?
    6. Bagaimana ciri-ciri dari Bahasa Baku .?
    7. Apa contoh dari Bahasa Baku.?
    8. Apa pengertian dari Bahasa Indonesia.?
    9. Bagaimana ciri-ciri dari Bahasa Indonesia.?
    10. Apa contoh dari dari Bahasa Indonesia.?
    1.2 Tujuan
    1. Untuk mengetahui pengertian Ragam bahsa
    2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan contoh dari ragam bahasa tsb
    3. Untuk mengetahui pengertian Bahasa Baku
    4. Untuk mengetahui ciri-ciri dan contoh Bahasa Baku
    5. Untuk mengetahui pengertian Bahasa Indonesia
    6. . Untuk mengetahui ciri-ciri dan contoh Bahasa Indonesia



    BAB II
    PEMBAHASAN
    2.1 Pengertian Ragam Bahasa
    Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
         Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

    2.2 Fungsi Bahasa

    Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari :

    Ø    Ø  Alat untuk Ekspresi Diri
    Ø    Ø  Alat untuk Komunikasi
    Ø    Ø  Alat untuk Adaptasi Sosial
    Ø    Ø  Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia
    Ø    Ø  Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia
    Ø    Ø  Alat untuk mengidentifikasi diri
    Ø    Ø  Alat control sosial dan integrasi (penyatuan)
    Ø    Ø  Alat ekspresi diri
    Ø    Ø  Alat untuk berpikir

    2.3  Macam-macam Ragam Bahasa
    Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.

    1.    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
    Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
    Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
              a) Ragam bahasa lisan
    Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
    Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.

    Ciri-ciri ragam lisan:
    ·                     Memerlukan orang kedua atau teman bicara
    ·                     Tergantung kondisi, ruang, dan waktu .
    ·                     Berlangsung cepat.
    ·                     Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
    ·                      Kesalahan dapat langsung dikoreksi
    Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
                Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
         b) Ragam bahasa tulis
    Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.[1] Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
    Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
    Ciri Ragam Bahasa Tulis :
    ·                     Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
    ·                     Tidak terikat ruang dan waktu
    ·                     Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
    ·                      Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
    ·                       Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap
    ·                       Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
    ·                      Berlangsung lambat
    ·                      Memerlukan alat bantu
                Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

    Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :

    Tata Bahasa :
    a.       Ragam Bahasa lisan
    1)      Nia sedang baca surat kabar.
    2)      Ari mau nulis surat.
    3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
    b.      Ragam bahasa tulisan.
    1)         Nia sedang membaca surat kabar.
    2)         Ari mau menulis surat.
    3)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

    Kosa kata :
    a.       Ragam bahasa lisan
    1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
    2)    Kita harus bikin karya tulis.
    3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

    b.      Ragam bahasa tulisan
    1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
    2)    Kita harus membuat karya tulis.
    3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

    2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
    a.       Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
    Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
    b.      Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
    Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
    c.       Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
    Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

    Contoh Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur
    Ragam dialek             : “Gue udah baca itu buku ”
    Ragam terpelajar         : “Saya sudah membaca buku itu”
    Ragam resmi               : “Saya sudah mmbaca buku itu”
    Ragam tak resmi          : “Saya sudah baca buku itu”
    3.      Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
    Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang di gunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi atau perdagangan, seni, olah raga dan teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
    Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata peristilahan atau ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.



    4.      Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan
    Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
    Ragam hukum   : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
    Ragam bisnis     : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
    Ragam sastra     : Cerita itu menggunakan Flashback.
    Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.

    2.4 Bahasa Baku
    Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.
    Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku jika kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. ketidakbakuan suatu kata bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Biasanya kata tidak baku selalu muncul dalam percakapan kita sehari-hari.
    Kata baku biasanya sering digunakan ketika:
    • Membuat karya ilmiah.
    • Membuat surat lamaran pekerjaan.
    • Membuat surat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.
    • Membuat laporan.
    • Membuat nota dinas.
    • Saat berpidato dan rapat dinas.
    • Saat musyawarah atau diskusi.
    • Surat menyurat antara organisasi, instansi atau lembaga, dan lain-lain.
    Ciri-ciri Bahasa Baku
    1.    Tidak terpengaruh bahasa daerah
    2.    Tidak dipengaruhi bahasa asing
    3.    Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
    4.    Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
    5.    Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
    6.    Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
    7.    Tidak mengandung arti pleonisme.
    8.    Tidak mengandung hiperkorek.
    Beberapa contoh kata baku dan tidak baku
    ·         1. Contoh kata baku
    ·         Misalnya seperti: aktif, pasif, apotek, efektif, karena, foto, biosfer, bus, objek, november, praktik, negeri, teknik, daftar, nasihat dan lain-lain. Kalimatnya: Pada hari ini saya akan keluar kota.
    ·         2. Contoh kata tidak baku
    ·         Misalnya seperti: aktip, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nopember, praktek, negri, tekhnik, nasehat dan lain-lain. Kalimatnya: Saya akan keluar kota pada hari ini.

    2.5 Bahasa Indonesia
    Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.
    Pengertian di atas baru saya peroleh dan pahami ketika sudah semester tiga. Sebagai orang yang belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tentu hal ini cukup mengecewakan. Dalam program studi ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami bahasa Indonsia (salah satunya adalah yang baik dan benar) tapi juga dituntut untuk mampu menularkan pengetahuan tentang bahasa Indonesia kepada orang lain (murid) melalui pembelajaran di sekolah.
    Kalimat Bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah saya dengar dan baca sejak SD. Saat itu pula saya menggunakan istilah ini. Sejak itu sampai semester dua kuliah, saya mengartikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang tidak salah dalam menulis, harus sesuai dengan EyD. Lebih parahnya lagi, sebelumnya tidak mengerti kepanjangan EyD. Setelah mengetahui kepanjangan EyD belum paham pula kaidah apa saja yang ada dalam EyD. Pemahaman tentang sejarah EyD baru sedikit terisi ketika menempuh mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, setelah tahun kedua kuliah. Pemahan tentang kaidah yang terdapat dalam EyD baru didapat setelah kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa, tahun ketiga kuliah.
    Contoh Bahasa Indonesia Perhatikan  contoh kalimat cendekia di bawah ini!
    (1)       Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan  nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
    (2)       Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama karena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia.

    Contoh kalimat (2) di atas secara jelas mampu menunjukkan hubungan kausalitas, tetapi hal itu tidak terungkap secara jelas pada contoh (1). Kecendekiaan bahasa juga tampak pada ketepatan dan keseksamaan penggunaan kata. Karena  itu, bentukan kata yang dipilih harus disesuaikan dengan  muatan isi pesan yang akan disampaikan.

    BAB III
    PENUTUP


    3.1 Kesimpulan
    Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
    Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

    3.2 Saran
    Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan dan wawasan anda. Mohon maaf jika dalam penyusunan terdapat banyak kekeliruan penulis mohon maaf. Untuk kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan karena itu menjadi acuan untuk penulis agar membuat makalah menjadi lebih baik lagi, Sekian dan terimakasih.


    DAFTAR PUSTAKA

    2.      http://rifqybawazier.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-
    menggunakan.html
    5.      http://sekapursirihpunya.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-ragam-bahasa.html
    6.      http://www.trigonalworld.com/2013/07/pengertian-ragam-bahasa-menurut-para.html







    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Life style

    Life style - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan